Ketahui demam kelinci, penyakit yang kasusnya melonjak di AS

Demam kelinci, atau yang dikenal sebagai tularemia, adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis. Penyakit ini biasanya menular melalui gigitan serangga atau kontak dengan hewan yang terinfeksi, seperti kelinci, tupai, dan tikus. Gejala demam kelinci dapat bervariasi, mulai dari demam, sakit kepala, mual, muntah, hingga pembengkakan kelenjar getah bening.

Belakangan ini, kasus demam kelinci di Amerika Serikat telah melonjak. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kasus demam kelinci di AS telah meningkat sebanyak 70% sejak tahun 2014. Hal ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat dan pemerintah AS, karena demam kelinci merupakan penyakit yang cukup serius dan dapat berakibat fatal jika tidak segera diobati.

Penyebaran demam kelinci di AS disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan iklim yang menyebabkan peningkatan populasi serangga vektor, seperti nyamuk dan kutu. Selain itu, aktivitas manusia yang semakin sering berinteraksi dengan hewan liar juga menjadi faktor penyebab peningkatan kasus demam kelinci.

Untuk mencegah penyebaran demam kelinci, penting bagi masyarakat AS untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari kontak langsung dengan hewan yang berpotensi terinfeksi. Selain itu, vaksinasi juga disarankan bagi orang-orang yang tinggal atau bekerja di daerah yang rawan terhadap demam kelinci.

Dalam menghadapi lonjakan kasus demam kelinci, pemerintah AS juga telah meningkatkan upaya surveilans dan edukasi masyarakat tentang penyakit ini. Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat membantu mengendalikan penyebaran demam kelinci dan melindungi kesehatan masyarakat AS.

Demam kelinci merupakan penyakit yang perlu diwaspadai, terutama di negara-negara yang memiliki risiko penyebaran tinggi. Dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang penyakit ini, diharapkan kasus demam kelinci dapat ditekan dan kesehatan masyarakat dapat terjaga dengan baik.